Pada awalnya psikologi manajemen
merupakan dua bidang ilmu yang terpisah, yaitu psikologi dan manajemen. Untuk
menjamin kesuksesan suatu organisasi diperlukan pemahaman yang baik terhadap
teori manajemen guna mendorong efektivitas dan efisiensi kerja atau
profesionalisme manajemen. Hal ini disebabkan manajemen merupakan kombinasi
antara ilmu dan seni. Awalnya konsep manajemen digunakan untuk memenuhi
kebutuhan manusia, kemudian timbul pemikiran bahwa akal manusia dapat memenuhi
kebutuhan itu secara lebih efektif lagi, setelah itu dibutuhkan modal untuk
mendanai alat yang akan membantu dalam meningkatkan efektifitas. Maka, sejak
zaman revolusi industri, tiga modal kerja yang utama adalah SDA (Sumber Daya
Alam), SDU (Uang) dan SDM (Manusia), dan ilmu manajemen pun berkisar pada upaya
untuk mengoptimalkan kinerja antar ketiga modal kerja itu.
Dengan ditemukan dan dikembangkannya
ilmu psikologi, diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting,
karena ilmu psikologi yang memang berpusat pada manusia, yang mampu
mengintervensi atau mengolah berbagai faktor internal manusia seperti motivasi,
sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode,
sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas
perusahaan.
Pengertian
Psikologi Manajemen
Psikologi manajemen adalah ilmu tentang
bagaimana mengatur / me-manage sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan.
Kaitannya dengan psikologi yaitu dengan
ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi, diketahui bahwa unsur SDM
ternyata merupakan yang terpenting dari ketiga modal kerja perusahaan manapun.
Tujuan Psikologi Manajemen
Ilmu psikologi memang berpusat pada
manusia, mampu mengintervensi berbagai faktor internal manusia seperti motivasi,
sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode,
sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas
perusahaan.
Dengan adanya psikologi manajemen,
kinerja SDM akan terkontrol dengan baik dan tingkat produktivitas meningkat.
Komunikasi
adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam
situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap
atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang
diharapkan.
Komunikasi
adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari
seseorang ke orang lain.
Tidak ada
kelompok yang dapat eksis tanpa komunikasi : pentransferan makna di antara
anggota-anggotanya. Hanya lewat pentransferan makna dari satu orang ke orang
lain informasi dan gagasan dapat dihantarkan. Tetapi komunikasi itu lebih dari
sekedar menanamkan makna tetapi harus juga dipahami.
Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi adalah :
- Kendali : komunikasi bertindak untuk mengendalikan prilaku anggota dalam beberapa cara, setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan.
- Motivasi : komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana mereka bekerja baik dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika itu di bawah standar.
- Pengungkapan emosional : bagi banyak karyawan kelompok kerja mereka merupakan sumber utama untuk interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka oleh karena itu komunikasi menyiarkan ungkapan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.
- Informasi : komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenai dan menilai pilihan-pilihan alternatif.
Bentuk-bentuk Komunikasi
Bentuk-bentuk komunikasi dapat
dijabarkan sebagai berikut :
- Komunikasi vertikal : Komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas atau komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik.
- Komunikasi horisontal : Komunikasi secara mendatar, misalnya komunikasi antara karyawan dengan karyawan dan komunikasi ini sering kali berlangsung tidak formal yang berlainan dengan komunikasi vertikal yang terjadi secara formal.
- Komunikasi diagonal : Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan komunikasi silang yaitu seseorang dengan orang lain yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam kedudukan dan bagian.
Pendapat
lainnya menyebutkan, komunikasi dapat mengalir secara vertikal atau lateral
(menyisi).
Dimensi vertikal dapat dibagi
menjadi ke bawah dan ke atas.
a.
Ke bawah : Komunikasi yang mengalir dari satu
tingkat dalam suatu kelompok atau organisasi ke suatu tingkat yang lebih bawah.
Kegunaan dari pada komunikasi ini memberikan penetapan tujuan, memberikan
instruksi pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan prosedur pada bawahan,
menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian dan mengemukakan umpan balik
terhadap kinerja.
b. Ke atas :
komunikasi yang mengalir ke suatu tingkat yang lebih tinggi dalam kelompok atau
organisasi digunakan untuk memberikan umpan balik kepada atasan,
menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke arah tujuan dan meneruskan
masalah-masalah yang ada.
Sedangkan
dimensi lateral, komunikasi yang terjadi di antara kelompok kerja yang sama,
diantara anggota kelompok-kelompok kerja pada tingkat yang sama, diantara
manajer-manajer pada tingkat yang sama.
MEMENGARUHI PERILAKU
Pengertian Perilaku
Perilaku
adalah keadaan jiwa untuk berpendapat, berfikir, bersikap, dan lain sebagainya
yang merupakan refleksi dari berbagai macam aspek, baik fisik maupun non fisik.
Menurut
Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme
terhadap lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan terwujud bila
ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut
rangsangan, dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan
perilaku tertentu pula.
Faktor yang mempengaruhi perilaku
Tingkah
laku manusia adalah corak kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh faktor yang ada
dalam dirinya. Faktor-faktor intern yang dimaksud antara lain jenis ras/keturunan,
jenis kelamin, sifat fisik, kepribadian, bakat, dan intelegensia.
Faktor-faktor
tersebut akan dijelaskan secara lebih rinci seperti di bawah ini :
1. Faktor Internal
a.
Jenis Ras/ Keturunan
Setiap
ras yang ada di dunia memperlihatkan tingkah laku yang khas. Tingkah laku khas
ini berbeda pada setiap ras, karena memiliki ciri-ciri tersendiri. Ciri
perilaku ras Negroid antara lain bertemperamen keras, tahan menderita, menonjol
dalam kegiatan olah raga. Ras Mongolid mempunyai ciri ramah, senang bergotong
royong, agak tertutup/pemalu dan sering mengadakan upacara ritual. Demikian
pula beberapa ras lain memiliki ciri perilaku yang berbeda pula.
b. Jenis
Kelamin
Perbedaan
perilaku berdasarkan jenis kelamin antara lain cara berpakaian, melakukan
pekerjaan sehari-hari, dan pembagian tugas pekerjaan. Perbedaan ini bisa
dimungkikan karena faktor hormonal, struktur fisik maupun norma pembagian
tugas. Wanita seringkali berperilaku berdasarkan perasaan, sedangkan orang
laki-laki cenderug berperilaku atau bertindak atas pertimbangan rasional.
c.
Sifat Fisik
Kretschmer
Sheldon membuat tipologi perilaku seseorang berdasarkan tipe fisiknya.
Misalnya, orang yang pendek, bulat, gendut, wajah berlemak adalah tipe piknis.
Orang dengan ciri demikian dikatakan senang bergaul, humoris, ramah dan banyak teman.
d. Kepribadian
Segala
corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya yang digunakan untuk
bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsang baik yang datang dari
dalam dirinya maupun dari lingkungannya, sehingga corak dan kebiasaan itu merupakan
suatu kesatuan fungsional yang khas untuk manusia itu. Dari pengertian
tersebut, kepribadian seseorang jelas sangat berpengaruh terhadap perilaku
sehari-harinya.
e. Intelegensia
Keseluruhan
kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah dan efektif.
Bertitik tolak dari pengertian tersebut, tingkah laku individu sangat
dipengaruhi oleh intelegensia. Tingkah laku yang dipengaruhi oleh intelegensia
adalah tingkah laku intelegen di mana seseorang dapat bertindak secara cepat,
tepat, dan mudah terutama dalam mengambil keputusan.
f.
Bakat
Suatu
kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus
mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya berupa
kemampuan memainkan musik, melukis, olah raga, dan sebagainya.
2. Faktor
Eksternal
a.
Pendidikan
Inti dari
kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar
mengajar adalah seperangkat perubahan perilaku. Dengan demikian pendidikan
sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku seseorang. Seseorang yang
berpendidikan tinggi akan berbeda perilakunya dengan orang yang berpendidikan
rendah.
b. Agama
Agama
akan menjadikan individu bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai yang
diajarkan oleh agama yang diyakininya.
c.
Kebudayaan
Diartikan
sebagai kesenian, adat istiadat atau peradaban manusia. Tingkah laku seseorang
dalam kebudayaan tertentu akan berbeda dengan orang yang hidup pada kebudayaan
lainnya, misalnya tingkah laku orang Jawa dengan tingkah laku orang Papua.
d. Lingkungan
Segala
sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun
sosial. Lingkungan berpengaruh untuk mengubah sifat dan perilaku individu
karena lingkungan itu dapat merupakan lawan atau tantangan bagi individu untuk
mengatasinya. Individu terus berusaha menaklukkan lingkungan sehingga menjadi
jinak dan dapat dikuasainya.
e. Sosial
Ekonomi
Status
sosial ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang
diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan
mempengaruhi perilaku seseorang.
Kekuasaan
Menurut Para Ahli :
Pengertian
Kekuasaan Menurut Max Weber adalah suatu kemungkinan yang membuat seorang aktor
di dalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan
keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan.
Menurut
Walterd Nord, Pengertian Kekuasaan ialah suatu kemampuan untuk mempengaruhi
aliran energi dan dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda
secara jelas dari tujuan lainnya.
Rusel
Mengatakan, Pengertian Kekuasaaan merupakan suatu produksi dari akibat yang
diinginkan.
Bierstedt
memberikan pernyataan mengenai Pengertian Kekuasaan yaitu kemampuan untuk
mempergunakan kekuatan.
Pengertian
Kekuasaan Menurut Rogers adalah kemampuan seseorang untuk mengubah orang atau
kelompok lain dalam cara yang spesifik, contohnya dalam kekuasaan dan
pelaksanaan kerjanya.
Dari
Pengertian Kekuasaan diatas dapat disimpulkan bahwa, Pengertian Kekuasaan ialah
suatu sumber yang memungkinkan seseorang mendapatkan hak untuk mengajak,
mempengaruhi dan meyakinkan orang lain.
Kekuasaan
dapat diperoleh dari pengaruh pribadi, jabatan pribadi atau diperoleh keduanya.
Seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain untuk
melakukan kerja karena jabatan organisasi yang dijabatnya, maka orang tersebut
akan mempunyai kekuasaan jabatan. Adapun juga orang yang memperoleh kekuasaan
dari para pengikutnya dikatakan mempunyai kekuasaan pribadi. Ada juga orang
yang mempunyai kedua-duanya, kekuasaan jabatan dan kekuasaan pribadi.
Demikianlah
pembahasan mengenai Pengertian Kekuasaan Menurut Para Pakar, semoga tulisan
saya Mengenai pengertian Kekuasaan Menurut Para Ahli dapat bermanfaat.
Referensi :
1. Effendy,
Onong. 2000. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT.Rosdakarya.
2. Robbins,Stephen.
2002. Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta : Erlangga.
3. Fisher
Aubrey. 1997. Teori-teori Komunikasi. Bandung :PT. Remaja Rosdakarya.
4. Kolter, Philip, Keller, Kevin Lane.
2006. Marketing Management: Twelfth Edition. New Jersey: Pearson Education,
inc.
5. Menurut James F. Engel – Roger D.
Blackwell – Paul W. Miniard dalam Saladin (2003 : 19).
6. Miftah
Thoha, 2005. Perilaku ORGANISASI (Konsep
Dasar dan Aplikasinya). Yang Menerbitkan PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.