SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL
Zaman
dahulu orang menduga bahwa penyebab penyakit mental adalah setan, roh-roh jahat
dan dosa-dosa. Oleh karena itu para penderita penyakit mental dimasukkan dalam
penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan rantai
besi yang berat dan kuat. Namun, lambat laun ada usaha-usaha melalukan
perbaikan dalam mengatasi orng-orang yg mengalami gangguan mental.
Ungkapan
kesehatan mental ini diciptakan oleh W. Swetster di tahun 1843 dan penuh dengan
konten yang sebenarnya melalui "pribadi" pengalaman berkumpul oleh
ahli asuransi Beers Amerika. Tujuannya adalah untuk memastikan perawatan yang
lebih manusiawi dari sakit mental, cara bagaimana tujuannya ini dilakukan dalam
konteks yang lebih luas melampaui domain perawatan kesehatan tidak bisa disebut
hanya kejiwaan.
Kesehatan
mental mulai berkembang sejak perang dunia ke II. Sejak awal perang dunia ke II
kesehatan mental bukan lagi suatu istilah yang asing bagi orang – orang. Dalam
bidang kesehatan mental kita dapat memahami bahwa gangguan mental itu telah
terjadi sejak awal peradaban manusia dan sekaligus telah ada upaya-upaya
mengatasinya sejalan dengan peradaban.
Namun
seiring zaman yang semakin maju dan perkembangan ilmu pengetahuan Philippe
Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris, mengadakan perbaikan dalam
menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya.
Tokoh lain yang mempengaruhi perkembangan kesehatan mental :
- Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Beers pernah sakit mental dan dirawat selama dua tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara penyembuhannya.
- Dorothea Dix merupakan seorang pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan berasal dari Amerika. Ia berusaha menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental dan orang-orang gila. Sangat banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32 rumah sakit jiwa di seluruh negara Amerika bahkan sampai ke Eropa. Atas jasa-jasa besarnya inilah Dix dapat disebut sebagai tokoh besar pada abad ke-19.
Tujuan mempelajari kesehatan mental :
- Memahami makna kesehatan mental dan faktor-faktor penyebabnya.
- Memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penanganan kesehatan mental.
- Memiliki kemampuan dasar dalam usaha peningkatan dan pencegahan kesehatan mental masayarakat.
- Meningkatkan kesehatan mental masyarakat dan mengurangi timbulnya gangguan mental masyarakat.
Konsep Sehat
Istilah
sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu
dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan bermotor
atau mesin, jika dapat berfungsi secara normal, maka seringkali oleh pemiliknya
dikatakan bahwa kendaraannya dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan
sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan
menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil pemeriksaan yang dilakukannya
mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal. Namun demikian,
pengertian sehat yang sebenarnya tidaklah demikian. Pengertian sehat menurut UU
Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi
kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya
keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan.
Pengertian
sehat tersebut sejalan dengan pengertian sehat menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) tahun 1975 sebagai berikut: Sehat adalah suatu kondisi yang
terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Batasan
kesehatan tersebut di atas sekarang telah diperbaharui bila batasan kesehatan
yang terdahulu itu hanya mencakup tiga dimensi atau aspek, yakni: fisik,
mental, dan sosial, maka dalam Undang- Undang N0. 23 Tahun 1992, kesehatan
mencakup 4 aspek, yakni: fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi.
Pengertian
diatas memberikan gambaran secara umum mengenai konsep sehat, Dalam pembahasan
ini sedikit kita bahas mengenai aspek sehat dari berbagai dimensi diantaranya
konsep sehat berdasarkan dimensi emosi, intelektual, sosial, fisik, dan spiritual.
Dimensi Emosi
Kata
emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh.
Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak
dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu
perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan
serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan
untuk bertindak
Biasanya
emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu.
Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang,
sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang
berperilaku menangis.
Emosi
berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan
salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan
motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku
intensional manusia. (Prawitasari,1995)
Beberapa
tokoh mengemukakan tentang macam-macam emosi, antara lain Descrates. Menurut
Descrates, emosi terbagi atas : Desire (hasrat), hate (benci), Sorrow
(sedih/duka), Wonder (heran), Love (cinta) dan Joy (kegembiraan). Sedangkan JB
Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu : fear (ketakutan), Rage(kemarahan),
Love (cinta).
Daniel
Goleman (2002 : 411) mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak berbeda jauh
dengan kedua tokoh di atas, yaitu :
- Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati.
- Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa.
- Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri.
- Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga.
- Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, dan kemesraan.
- Terkejut : terkesiap, terkejut.
- Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka.
- Malu : malu hati, kesal
Menurut
Mayer (Goleman, 2002 : 65) orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam
menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu : sadar diri, tenggelam dalam
permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka penting bagi setiap
individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan hidup lebih bermakna dan
tidak menjadikan hidup yang di jalani menjadi sia-sia.
Berdasarkan
uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Emosi adalah suatu perasaan
(afek) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap
stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.
Dimensi Intelektual
Dalam
dimensi ini, seseorang memiiki intelegensi yang cukup tinggi. Dalam dimensi ini
ia mampu menyerap berbagai pelatihan atau pendidikan dengan penyerapan yang
lebih cepat, serta mudah memahami berbagai aspek materi tanpa mengalami
kesulitan dalam proses kognitif dalam belajar. Tidak semua orang mengalami
kesehatan intelektual secara utuh karena sehat secara intelektual merupakan
sebagian dari proses bawaan, juga proses pembiasaan dan latihan.
Dimensi Sosial
Dalam
dimensi ini, seseorang lebih terlihat mengalami kepekaan sosial yang tinggi, ia
sehat dalam kerangka sosial bermasyarakat, seperti mudah bergaul, mudah
beradaptasi, tidak mengalami krisis identitas, merupakan bentuk dari
kepribadian yang sehat dalam dimensi sosial.
Dimensi Fisik
Dimensi
Fisik, merupakan aspek terpenting untuk melihat kondisi sesorang sehat atau
tidak, disini dilihat dari kebugaran fisik, apakah ia menjaga kesehatan nya
atau tidak, dengan ia berpola makan sehat, menjaga dari makanan yang buruk,
serta dimensi ini menekankan pada keadaan jasmani seseorang.
Dimensi Spriritual
Dimensi
spriritual ini juga menjadi bagian terpenting dari kesehatan mental pribadi
seseorang, karena mensucikan sesuatu merupakan bagian dari naluri manusia
seperti hal menyembah Allah, tekun beribadah dan lainnya, dilihat dari
bagaimana ia mengatur kedekatan diri nya dengan sang Pencipta, mampu mengelola
jiwa berlandaskan aturan Agama agar terjadi ketenangan batin, hal ini lah yang
menjadikan kondisi seseorang sehat secara Ruhiyah atau sehat secara spiritual.
Contoh Kasus
Ayi
adalah seorang perempuan yang cantik dan pintar namun ia memiliki kekurangan di
saraf tangan kanannya. Sejak kecil dia sudah menggunakan tangan kirinya untuk
melakukan aktifitas sehari-hari seperti makan, menulis, dll. Tetapi Ayi tetap
bersyukur dengan keadaannya karena dia melihat banyak anak – anak lain yang
tidak memiliki tangan dan ia juga rajin beribadah dan berdoa kepadaa Tuhan. Ia
sadar karena penyakit saarafnya tersebut mengharuskan ia untuk rutin meminum
obat daan menjaga kesehatannya untuk tidak memakan makanan yang tidak sehat dan
pola makan yang teratur. Walaupun ia kidal dan memiliki keanehan di tangan
kanannya, ia tidak malu dan tetap bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Ia juga bersekolah ia sekolah normal/biasa dan selalu mendapat raking pertama
di kelasnya. Rahasia ia tetap terus semangat menjalani hidupnya karena dukungan
dari keluarga dan temannya maka ia sangat bahagia memiliki keluarga dan teman –
teman yang selalu menyayanginya.
Dari
kasus diatas kita dapat buktikan bahwa Ayi memiliki emosi, intelektual, fisik,
sosial, dan spiritual yang sehat. Emosi yang sehat di dapat dari rasa
bahagianya karena memiliki keluarga dan teman – teman yang menyayanginya.intelektual
yang sehat diperoleh dari Ayi yangg selalu mendapat raking pertama di kelasnya.
Fisik yang sehat diperoleh dari pola makannya yang teeratur daan selalu menjaga
makanan. Sosial yang sehat dipoleh dari ia tidak malu dengan kekurangannya dan
tetap bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Dan spiritual yang sehat ia
peroleh dari rajinnya ia beribadah dan berdoa kepada Tuhan.
Referensi
Buku :
- Sumber : emiun, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius.
- Budiarto, Eko., Dewi, Anggraeni. 2001. Pengantar Epidemologi, E2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
- Nurcahyo, H , 2008. ILMU KESEHATAN JILID 1 untuk SMK, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
- Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan : Model-model Kepribadian Sehat. Alih Bahasa : Yustinus. Yogja : Kanisius.
- Artikel oleh : Hariyanto, S.Pd onDecember 27, 2009 : Belajar Psikologi
- Artikel oleh : zainal, pada 17 October 2011: Pengertian Sehat